Menikmati Senja di Pelabuhan Larea-rea

Pelabuhan Larea-reaBeberapa bulan terakhir ini saya mempunyai kebiasaan baru yaitu bersepeda. Setiap sore saya menyempatkan diri untuk bersepeda sambil berolah raga. Seperti  sore kemarin  ketika matahari sudah tidak terlalu terik, saya dan teman-teman mengayuh sepeda menuju Pelabuhan Larea-rea. Pelabuhan Larea-rea dijadikan sebagai salah satu tujuan wisata di Kabupaten Sinjai. Tulisan ini diikutkan pada 8 Minggu Ngeblog bersama Anging Mammiri, minggu kedua.

Dengan semangat kami mengayuh sepeda menuju Pelabuhan Larea-rea. Pelabuhan itu letaknya di Kelurahan Lappa Kecamatan Sinjai Utara. Sepanjang perjalanan kami menghabiskan waktu dengan mengobrol tentang apa yang lagi trend di Sinjai saat ini. Apalagi kalau bukan pilkada yang baru saja dihelat. Saya lebih banyak diam dan menjadi pendengar daripada ikut nimbrung.  Sudah mulai jenuh  mendengar kata pilkada. Terlalu banyak drama dan intrik.

Sepanjang perjalanan disuguhi dengan pemandangan yang beraneka ragam. Melewati pemukiman penduduk dan hamparan empang di kanan kiri jalan. Aroma khas empang dan pantai tercium sesaat memasuki kawasan Larea-rea. Perjalanan ke Larea-rea dengan sepeda ditempuh selama 30 menit. Sekitar 5 kilo meter jaraknya dari rumah. Banyak pengunjung yang lalu-lalang di kawasan Pelabuhan Larea-rea. Karena Pelabuhan Larea-rea merupakan salah satu tempat masyarakat Sinjai menghabiskan sore dan menikmati senja.

Pelabuhan Larea-reaPelabuhan Larea-rea adalah pelabuhan kecil yang ada di Sinjai. Sejatinya pelabuhan ini dulunya dibangun untuk menjadi gerbang masuk ke Sinjai melalui transportasi  laut dari arah timur. Namun sampai sekarang pelabuhan ini belum menjalankan fungsinya karena terkendala masalah tekhnis. Tujuan awal dibangunnya pelabuhan ini untuk dijadikan tempat berlabuhnya kapal ferry yang akan menyeberang ke Sulawesi Tenggara. Setelah gagal menjadikannya sebagai pelabuhan kapal ferry, namun dermaga ini tetap difungsikan oleh kapal-kapal kecil sebagai tempat bersandar. Kapal-kapal kecil ini adalah kapal pengangkut barang. Ada pesona lain di pelabuhan ini yaitu hutan bakau yang sedang dalam tahap pengembangan. Semoga nasibnya tidak akan berujung sama dengan pelabuhan gagal Larea-rea.

Setiap hari saat sore menjelang. Pelabuhan Larea-rea selalu ramai dikunjungi. Hal yang tidak kalah menarik adalah kita dapat melihat berbagai macam aktifitas manusia di dermaga ini yang sayang untuk dilewatkan. Seperti menyaksikan anak-anak berenang di pinggiran dermaga, menonton para pemancing yang sibuk dengan kailnya. Melihat para muda-mudi dan orang tua yang asik bercengkrama sambil menikmati semilir angin laut dan lukisan senja sambil menunggu matahari terbenam. Sejauh mata memandang hamparan birunya laut yang diapit gugusan Pulau Sembilan.

Tanaman Bakau di Larea-reaFenomena matahari terbenam atau sunset memang selalu dinantikan oleh banyak orang. Pemandangan langit pada saat sang surya terbenam dinilai sebagai momen yang romantis. Seakan mampu menghipnotis banyak orang, fenomena matahari terbenam mampu membuat orang enggan untuk beranjak ketika sedang menyaksikannya. Susah untuk bisa diungkapkan dengan kata-kata, karena keindahan alam saat senja itu hanya bisa dirasakan, dilihat, dan dinikmati sendiri. Bahkan, sebagian besar orang sampai rela pergi ke tempat yang jauh, hanya untuk menyaksikan keindahan matahari terbenam yang mungkin tidak akan terulang pada hari berikutnya.

Bagi sebagian orang, ada kenikmatan tersendiri ketika bisa melihat proses matahari terbenam. Menikmati warna jingga kemerahan yang perlahan menghilang berganti menjadi hitam, indah. Dan saya pun adalah bagian dari mereka yang suka menikmati senja. Setiap pemandangan langit saat matahari terbenam pasti akan berbeda-beda karena alam kita berubah. Kondisi cuaca berubah setiap harinya, dan pergerakan bumi terhadap matahari pun juga selalu berubah-ubah.

Seiring makin senjanya pelabuhan, matahari mulai bersinar temaram dan tenggelam. Semburat lembayung memancar dari sela-sela mega yang berbaris di atas cakrawala. Dari kejauhan laut masih terlihat biru tua, barisan bukit karts terlihat bolong-bolong mulai memudar pemandangannya. Pertanda malam mulai menjelang.

Pelabuhan Larea-rea Sinjai

8 thoughts on “Menikmati Senja di Pelabuhan Larea-rea

  1. Aggghhh! Mauuuu. Mau ke pulau sembilan juga. (cc kakak – kakak pacca yang lain, hahaha)

    Saya terakhir ke Sinjai itu……………sekitar 15 tahun yang lalu. Itu yg pertama kali juga ding :’

Leave a comment